Sejarah
Pada tahun 1575, saat dibangunnya Benteng Portugis di Pantai Honipopu, yang disebut Benteng Kota Laha atau Ferangi, kelompok-kelompok masyarakat kemudian mendiami sekitar benteng. Kelompok-kelompok masyarakat tersebut kemudian dikenal dengan nama soa Ema, Soa Kilang, Soa Silale, Hative, Urimessing dan sebagainya. Kelompok-kelompok masyarakat inilah yang menjadi cikal bakal terbentuknya Kota Ambon.
Dalam perkembangannya, kelompok-kelompok masyarakat tersebut telah berkembang menjadi masyarakat Ginekologis territorial yang teratur. Karena itu, tahun 1575 dikenal sebagai tahun lahirnya Kota Ambon. Pada tanggal 7 September 1921, masyarakat Kota Ambon diberi hak yang sama dengan Pemerintah Colonial, sebagai manifestasi hasil perjuangan Rakyat Indonesia asal Maluku.
Momentum ini merupakan salah satu momentum kekalahan politis dari Bangsa Penjajah dan merupakan awal mulanya warga Kota Ambon memainkan peranannya di dalam Pemerintahan seirama dengan politik penjajah pada masa itu, serta menjadi modal bagi Rakyat Kota Ambon dalam menentukan masa depannya. Karena itu, tanggal 7 September ditetapkan sebagai tanggal kelahiran Kota Ambon.
Sumber :
http://www.ambon.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=2&Itemid=9
Kota Ambon mulai berkembang semenjak kedatangan Portugis di tahun 1513,[1] kemudian sekitar tahun 1575, penguasa Portugis mengerahkan penduduk di sekitarnya untuk membangun benteng Kota Laha atau Ferangi yang diberi nama waktu itu Nossa Senhora de Anuneiada di dataran Honipopu. Dalam perkembangannya sekelompok masyarakat pekerja yang membangun benteng tersebut mendirikan perkampungan yang disebut Soa, kelompok masyarakat inilah yang menjadi dasar dari pembentukan kota Ambon kemudian (Citade Amboina) karena di dalam perkembangan selanjutnya masyarakat tersebut sudah menjadi masyarakat geneologis teritorial yang teratur.[2]
Selanjutnya, setelah Belanda berhasil menguasai kepulauan Maluku dan Ambon khususnya dari kekuasaan Portugis, benteng tersebut lantas menjadi pusat pemerintahan beberapa Gubernur Jenderal Belanda dan diberi nama Nieuw Victoria (terletak di depan Lapangan Merdeka, bekas Markas Yonif Linud 733/Masariku kini markas Detasemen Kavaleri).
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Ambon
Keadaan Geografis
Letak dan Batas Wilayah
Letak Kota Ambon berada sebagian besar dalam wilayah pulau Ambon, dan secara geografis terletak pada posisi: 3o-4o Lintang Selatan dan 128o-129o Bujur Timur, dimana secara keseluruhan Kota Ambon berbatasan dengan Kabupaten Maluku Tengah.
Adapun batas-batasnya adalah sebagai berikut:
Sebelah Utara dengan:
Petuanan Desa Hitu, Hila, Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah
Sebelah Selatan dengan:
Laut Banda
Sebelah Timur dengan:
Petuanan Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah
Sebelah Barat dengan:
Petuanan Desa Hatu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah
Iklim
Iklim di Kota Ambon adalah iklim laut tropis dan iklim musim, karena letak pulau Ambon di kelilinggi oleh laut. Oleh karena itu iklim di sini sangat dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung bersamaan dengan iklim musim, yaitu musim Barat atau Utara dan musim Timur atau Tenggara. Pergantian musim selalu diselingi oleh musim Pancaroba yang merupakan transisi dari kedua musim tersebut. Musim Barat umumnya berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan Maret, sedangkan pada bulan April merupakan masa transisi ke musim Timur dan musim Timur berlangsung dari bulan Mei sampai dengan bulan Oktober, disusul oleh masa pancaroba pada bulan Nopember yang merupakan transisi ke musim Barat.
Pemerintahan
Kota Ambon terdiri dari 377 km2, dibagi atas 5 kecamatan, yaitu:
Kecamatan Nusaniwe, 13 Desa/Kelurahan, 88,35 km2
Kecamatan Sirimau, 14 Desa/Kelurahan, 86,81 km2
Kecamatan Leitimur Selatan, 8 Desa/Kelurahan, 50,5 km2
Kecamatan Baguala, 7 Desa/Kelurahan, 40,11 km2
Kecamatan Teluk Ambon, 8 Desa/Kelurahan, 93,68 km2
Lihat Peta Lebih Besar
Demografi
Jumlah penduduk (2007) mencapai 428.585 jiwam dengan kepadatan 1.136,8 jiwa/km².
Suku Bangsa
Terdapat banyak suku dan ras yang mendiami kota ini. Diantaranya adalah Arab, Buton (yang telah menetap hingga 5 generasi), Tionghoa yang pada mulanya datang untuk berdagang. Disamping itu terdapat pula Suku Minahasa, Jawa dan sebagian besar adalah Suku Alifuru yang merupakan penduduk asli Maluku.
Dahulu kala, kota Ambon termasyur hingga keseluruh dunia dan menjadikan kota ini sebagai tempat tujuan bagi berbagai Kerajaan Eropa yang sedang melakukan eksplorasi. Tidak mengherankan bila banyak penduduk Ambon yang memiliki raut wajah yang mirip seperti orang Eropa dan Arab (sebagai akibat dari perkawinan campur para pendahulu mereka dimasa lalu) disamping denominasi dari ras Melanesia yang merupakan ras asli penduduk Ambon.
Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Ambon
Sumber Gambar:
http://darfmtea.wordpress.com/
http://profilesmakassar.blogspot.com/2008/10/tekad-mj-papilaja-jadikan-ambon-kawasan_24.html
http://talamburanghose.blogspot.com/2010/08/tampa-potong-pusa.html
http://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/10/08/02/127844-pemerintah-kampanyekan-mitigasi-bencana-di-ambon
http://www.irwantoshut.net/ambon.html
Senin, 07 Februari 2011
Kota Ambon
Kota Ambon merupakan kota dan sekaligus ibukota Propinsi Maluku. Luas wilayahnya mencapai 377 km² dengan penduduk sekitar 236.210 jiwa, terdiri dari laki-laki 125.169 orang dan wanita 140.994 orang. Sekitar 74,3 persen penduduk tidak lulus SLTA. Sedngkan yang sempat mengenyam pendidikan tinggi hanya 7,8 persen.
Dulu Ambon dikenal sebagai kota yang indah, tenang dan aman, tetapi sejak tahun 1999, kota ini merupakan ajang pertikaian antara beberapa pihak yang mengatas-namakan agama Kristen dan Muslim. Keadaan menjadi lebih parah dengan semakin merajalelanya pemberontak RMS yang memakai kesempatan kembali mencoba membentuk negara baru. Banyak penduduknya mengungsi ke tempat lain akibat konflik itu, namun sudah ada rekonsiliasi dan kedua kelompok damai kembali.
Dulu Ambon dikenal sebagai kota yang indah, tenang dan aman, tetapi sejak tahun 1999, kota ini merupakan ajang pertikaian antara beberapa pihak yang mengatas-namakan agama Kristen dan Muslim. Keadaan menjadi lebih parah dengan semakin merajalelanya pemberontak RMS yang memakai kesempatan kembali mencoba membentuk negara baru. Banyak penduduknya mengungsi ke tempat lain akibat konflik itu, namun sudah ada rekonsiliasi dan kedua kelompok damai kembali.
Profil Kota Ambon
Kota Ambon berada sebagian besar dalam wialayah pulau ambon dan secara geografis terletak pada posisi 3o- 4o Ls dan antara 128o-129o BT. Kota ambon sebelah utara berbatasan dengan Petuanan Desa Hitu, Hila, Kaitetu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, sebelah selatan berbatasan dengan Laut Banda, sebelah timur berbatasan dengan Petuanan Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah dan sebelah barat berbatasan dengan Petuanan Desa Hatu, Kecamatan Leihitu, Kabupaten Maluku tengah. Kota Ambon ini memilki luas wilayah 377 Km2.
Ambon, Kecantikan Kota Pinggir Pantai Yang Belum Terjamah
SEBAGIAN pulau di Indonesia, minus Bali dan Lombok belum terurus dengan baik. Sarana dan prasarana yang menunjang pariwisata belum tersedia. Ambon, the city by the sea salah satunya. Padahal pantai-pantai di Ambon bisa membuat napas tercekat karena keindahannya.
Demi untuk memonopoli perdagangan rempah, Belanda rela menukar New Amsterdam yang sekarang dikenal sebagai Manhattan, New York dengan Maluku yang pada waktu itu merupakan jajahan Inggris. Kejadian yang disebut sebagai Manhattan Transfer ini yang membuat Maluku dikenal secara internasional.
Di bawah kekuasaan VOC, Maluku menjadi penghasil rempah-rempah utama yang memasok kebutuhan dunia saat itu. Selain dikenal sebagai penghasil rempah-rempah, kepulauan Maluku dikenal karena keindahannya.
Demi untuk memonopoli perdagangan rempah, Belanda rela menukar New Amsterdam yang sekarang dikenal sebagai Manhattan, New York dengan Maluku yang pada waktu itu merupakan jajahan Inggris. Kejadian yang disebut sebagai Manhattan Transfer ini yang membuat Maluku dikenal secara internasional.
Di bawah kekuasaan VOC, Maluku menjadi penghasil rempah-rempah utama yang memasok kebutuhan dunia saat itu. Selain dikenal sebagai penghasil rempah-rempah, kepulauan Maluku dikenal karena keindahannya.
Menyambangi “Pintu Kota” Ambon Manise
Menginjakkan kaki di bumi Pulau Rempah dijamin akan membawa kesan
tersendiri bagi jiwa petualang Anda. Sebab kota yang memiliki luas 377 km² ini memiliki banyak titik wisata yang sayang untuk dilewatkan.
Namun, karena memiliki suhu udara kurang bersahabat di saat siang (baca: panas sekali) ada baiknya Anda tidak menggunakan pakaian tebal saat bertandang ke Ambon.
Berjalan-jalan keliling kota menikmati wisata kuliner yang banyak tersedia di Ambon dengan menggunakan pakaian tipis dan nyaman adalah pilihan terbaik yang kami sarankan.
tersendiri bagi jiwa petualang Anda. Sebab kota yang memiliki luas 377 km² ini memiliki banyak titik wisata yang sayang untuk dilewatkan.
Namun, karena memiliki suhu udara kurang bersahabat di saat siang (baca: panas sekali) ada baiknya Anda tidak menggunakan pakaian tebal saat bertandang ke Ambon.
Berjalan-jalan keliling kota menikmati wisata kuliner yang banyak tersedia di Ambon dengan menggunakan pakaian tipis dan nyaman adalah pilihan terbaik yang kami sarankan.
Menyusuri Sejarah Maluku
Amril Taufik Gobel
Berikut ini saya sajikan sejarah panjang Maluku, salah satu propinsi tertua dalam sejarah Indonesia merdeka dan dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah. Materi ini saya ambil dari situs resmi Pemerintah Provinsi Maluku
Secara historis kepulauan Maluku terdiri dari kerajaan-kerajaan Islam yang menguasai pulau-pulau tersebut. Oleh karena itu, diberi nama Maluku yang berasal dari kata Al Mulk yang berarti Tanah Raja-Raja. Daerah ini dinyatakan sebagai propinsi bersama tujuh daerah lainnya ? Kalimantan, Sunda Kecil, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera ? hanya dua hari setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun secara resmi pembentukan Maluku sebagai propinsi daerah tingkat I RI baru terjadi 12 tahun kemudian, berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 22 tahun 1957 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 1958.
Berikut ini saya sajikan sejarah panjang Maluku, salah satu propinsi tertua dalam sejarah Indonesia merdeka dan dikenal dengan kawasan Seribu Pulau serta memiliki keanekaragaman sosial budaya dan kekayaan alam yang berlimpah. Materi ini saya ambil dari situs resmi Pemerintah Provinsi Maluku
Secara historis kepulauan Maluku terdiri dari kerajaan-kerajaan Islam yang menguasai pulau-pulau tersebut. Oleh karena itu, diberi nama Maluku yang berasal dari kata Al Mulk yang berarti Tanah Raja-Raja. Daerah ini dinyatakan sebagai propinsi bersama tujuh daerah lainnya ? Kalimantan, Sunda Kecil, Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Sumatera ? hanya dua hari setelah bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945. Namun secara resmi pembentukan Maluku sebagai propinsi daerah tingkat I RI baru terjadi 12 tahun kemudian, berdasarkan Undang Undang Darurat Nomor 22 tahun 1957 yang kemudian diganti dengan Undang-Undang Nomor 20 tahun 1958.
Mencukupi Kebutuhan Energi Listrik Di Ambon
Energi listrik menjadi energi vital saat ini. Peranan listrik dalam kehidupan saat ini sudah semakin dominan. Saat ini kebutuhanan masyarakat terhadap listrik sangat tinggi, karena hampir semua aktifitas masyarakat membutuhkan listrik. Dari kegiatan dapur sampai kegiatan rekreasi (menonton tayangan televisi). Bagi kalangan industrI/pelaku dunia usaha, keberadaan energi listrik sangat penting, bahkan telah menjadi salah satu faktor produksi yang utama.
Situs Pemukiman Kuno Ambon Ditemukan
Balai Arkeologi Ambon menemukan situs pemukiman kuno di pesisir pantai Pulau Seram bagian barat atau persisnya di Desa Hatusua, Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat, Provinsi Maluku.
Salah satu peneliti di Balai Arkeologi Ambon, Wuri Handoko, di kantornya, Rabu (5/5/2010), mengatakan tim dari Balai Arkeologi Ambon memastikan tanah lapang yang sekarang kondisinya ditumbuhi rerumputan itu sebagai pemukiman kuno berdasarkan pada barang-barang yang ditemukan di sana.
Salah satu peneliti di Balai Arkeologi Ambon, Wuri Handoko, di kantornya, Rabu (5/5/2010), mengatakan tim dari Balai Arkeologi Ambon memastikan tanah lapang yang sekarang kondisinya ditumbuhi rerumputan itu sebagai pemukiman kuno berdasarkan pada barang-barang yang ditemukan di sana.
Ambon, si Primadona dari Timur
AMBON Manise secara harfiah diasosiasikan dengan wanita dan pria suku Ambon yang berparas cantik dan rupawan. Nampaknya sebutan itu juga berlaku pada kondisi alamnya yang indah. Tak heran jika Ambon, Maluku, menjadi bagian dari serambi pintu wisata Timur Indonesia.
Dikenal sejak ratusan tahun lalu, Ambon merupakan surga yang dituju oleh pelaut dan penjelajah bangsa Eropa. Para pedagang Cina abad ke-7 dan di era Dinasti Ming abad 14-16 Masehi, juga menggambarkan Ambon sebagai oasis di tengah lautan. Belum lagi bangsa Arab di abad ke-9 yang tidak saja menjadikan daerah ini sebagai pemasok, tapi juga kampung halaman baru.
Dikenal sejak ratusan tahun lalu, Ambon merupakan surga yang dituju oleh pelaut dan penjelajah bangsa Eropa. Para pedagang Cina abad ke-7 dan di era Dinasti Ming abad 14-16 Masehi, juga menggambarkan Ambon sebagai oasis di tengah lautan. Belum lagi bangsa Arab di abad ke-9 yang tidak saja menjadikan daerah ini sebagai pemasok, tapi juga kampung halaman baru.
Garuda Terbang Perdana ke Ambon
Sejalan upaya pengembangan jaringan/network di domestik, khususnya di wilayah timur Indonesia, Garuda mulai Kamis (3/6/2010) ini, kembali terbang ke Ambon dengan transit di Ujung Pandang. Garuda Indonesia pernah menerbangi kota Ambon di tahun 1990-an sebelum dilayani oleh Merpati.
Peresmian penerbangan kembali Garuda Indonesia rute Jakarta-Ambon d ilepas secara simbolis oleh Direktur Strategi dan TI Garuda Indonesia Elisa Lumbantoruan dan Wakul Gubernur Propinsi Maluku Ir. S Assegaf di terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Peresmian penerbangan kembali Garuda Indonesia rute Jakarta-Ambon d ilepas secara simbolis oleh Direktur Strategi dan TI Garuda Indonesia Elisa Lumbantoruan dan Wakul Gubernur Propinsi Maluku Ir. S Assegaf di terminal 2F Bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Langganan:
Postingan (Atom)