Senin, 07 Februari 2011

Menyambangi “Pintu Kota” Ambon Manise

Menginjakkan kaki di bumi Pulau Rempah dijamin akan membawa kesan
tersendiri bagi jiwa petualang Anda. Sebab kota yang memiliki luas 377 km² ini memiliki banyak titik wisata yang sayang untuk dilewatkan.

Namun, karena memiliki suhu udara kurang bersahabat di saat siang (baca: panas sekali) ada baiknya Anda tidak menggunakan pakaian tebal saat bertandang ke Ambon.

Berjalan-jalan keliling kota menikmati wisata kuliner yang banyak tersedia di Ambon dengan menggunakan pakaian tipis dan nyaman adalah pilihan terbaik yang kami sarankan.


Plus, jangan lupa mengenakan krim pelembab agar kulit Anda yang halus tidak terbakar hingga menghitam. Jika Anda tidak tertarik menggunakan jasa rental mobil selama berkeliling Ambon, jangan khawatir karena banyak pilihan moda siap mengantar Anda untuk sampai ke tujuan.

Layaknya Yogyakarta, bagi yang senang berkendara dengan becak, kendaraan roda dua itu banyak wara-wiri di jalanjalan utama kota. Soal harga, bisa dinego, asal Anda pintar mengambil hati “sang pilot” yang pasti bersedia menurunkan harga sambil melempar senyum manisnya.

Selain becak, ada pula pilihan motor sewa alias ojek, yang bisa dengan lebih cepat mengantar Anda jalan-jalan. Atau jika Anda tidak keberatan naik-turun kendaraan, maka pilihan angkutan kota warna hijau pupus yang mondar-mandir dari terminal Mardika tentu bisa jadi pilihan yang murah meriah.

Pasca kerusuhan yang sempat membuat Ambon menjadi kota mati, kini pemerintah kota setempat berusaha kembali membangun kota itu dari sektor kelautan-perikanan dan wisata.

Dan salah satu objek wisata yang terkenal di kota Ambon adalah Pintu Kota. Meski namanya terkesan layaknya sebuah gerbang atau gapura, Pintu Kota sebenarnya adalah sebuah karang raksasa yang menjorok dari pantai ke laut dan memiliki lubang besar di bawahnya.

Karena bolong, sekilas strukturnya membentuk sebuah gerbang yang bisa kita lewati untuk sekadar mengambil foto. Sayangnya, pada saat air pasang, lubang besar itu tertutup, jadi semoga saja ketika Anda bertandang ke sana, pintu sang karang sedang terbuka.

Pintu Kota terletak di perbatasan Desa Airlow dan Sri yang dapat ditempuh kendaraan pribadi dengan lama perjalanan kurang lebih satu jam dari Kota Ambon. Selain menjual pemandangan karang berbentuk gapura, lokasi ini juga memiliki anak tangga yang menyediakan spot bagi para wisatawan yang ingin mengabadikan keindahan lokasi itu dari atas.

Meski membutuhkan usaha yang cukup besar untuk menaiki jajaran anak tangga yang cukup tinggi, suguhan lanskap yang disajikan di atas karang Pintu Kota luar biasa. Bagi Anda yang pernah mengunjungi Uluwatu di Bali, maka pemandangan di atas Pintu Kota kami jamin tak kalah indah.

Karenanya, jangan sampai lupa membawa kamera jika datang ke tempat ini karena banyak titik yang bagus untuk dijadikan lokasi berfoto. Uniknya, dalam perjalanan menuju Pintu Kota, di pinggir jalan Anda berkesempatan melihat tulisan Hollywood layaknya yang ada di Los Angeles, Amerika Serikat.

Ya, meski tidak memiliki industri perfilman, Ambon juga memiliki tulisan khas “kerajaan” para kreator sinema dunia tersebut. Meski indah untuk diabadikan, sayangnya tulisan Hollywood lokal ini berada di bibir pantai, sehingga sulit bagi wisatawan yang ingin berfoto di bawah tulisan itu secara utuh.

Namun, untuk hanya dapat memotret tulisan itu secara penuh (tanpa gambar kita di bawahnya), Anda bisa berhenti sejenak di pinggir jalan persis di seberang lokasi tulisan besar itu berada.

Keindahan Natsepa “Belum ke Ambon kalau belum menjajal rujak Natsepa,” demikian ujar penduduk lokal berkelalar pada para wisatawan yang datang. Disebut demikian, karena memang rujak di Natsepa terkenal lezat, bahkan hingga ke luar pulau.

Maka tak heran jika kemudian banyak turis asing yang datang ke Ambon, begitu sampai langsung minta diantar ke Natsepa guna mencicipi olahan buah-buah segar plus bumbu kacang itu.

Beda dengan rujak di tempat lain, gula merah yang digunakan didatangkan langsung dari Makassar, dan kacangnya adalah kacang pilihan yang memiliki bentuk besar-besar, namun empuk saat bersentuhan dengan gigi.

Ditambah buah-buahan segar yang dihasilkan penduduk setempat, maka lahirlah ulahan kuliner rujak yang menggiurkan. Mona, seorang penjual rujak di Natsepa, mengatakan dirinya sudah lebih dari 20 tahun berjualan di tempat itu.

Dan sejak dulu, dagangannya memang selalu laris manis, sampai-sampai bisa membuka cabang di jantung Kota Ambon. “Langganan saya banyak, bahkan istri Wakil Gubernur Maluku (Said Assagaff ) kalau beli rujak Natsepa kirim anak buahnya datang ke tempat saya,” ujar wanita tengah baya itu sambil menerangkan bahwa satu porsi rujaknya dibanderol dengan harga 7500 rupiah.

Selain terkenal karena rujaknya, Natsepa yang ada di Desa Suli, Kecamatan Salahutu, Maluku Tengah, juga memiliki salah satu pantai yang amat dibanggaan penduduk maluku.

Karena selain memiliki laut yang masih biru, keindahan lokasi ini dikawal hamparan pasir putih yang menyebar di sepanjang bibir pantai. Saking indahnya, bahkan dalam gelaran event maritim Sail Banda 2010 yang digelar Juli lalu, wilayah ini dijadikan sebagai tempat lomba perahu layar yang datang dari berbagai negara.

Selain dapat mengabadikan gambar di berbagai lokasi wisata alam, jangan lupakan pula beberapa monumen khas yang ada di jantung Kota Ambon. Salah satu yang menarik untuk dibahas adalah Gong Perdamaian Dunia yang ada di kawasan Lapangan Merdeka, Jalan Raya Pattimura, Ambon.

Seperti namanya, gong yang badannya ditempeli bendera-bendera dari seluruh negara di dunia ini merupakan simbol perdamaian yang pada November tahun lalu peresmiannya dilakukan langsung oleh Presiden SBY.

Dengan membayar tiket masuk sebesar 5.000 rupiah, Anda sudah bisa berfoto di bawahg gong besar yang diapit empat tiang unik itu. Selain bisa berfoto di bawah gong secara langsung, dari atas tangga gong perdamaian Anda juga bisa menyaksikan keindahan Kota Ambon yang posisinya pas menghadap ke Lapangan Merdeka.

Plus gedung Kantor Gubernur Maluku yang posisinya berada di belakangan lapangan luas tersebut. Dan jika Anda mau melangkahkan lebih jauh hingga menuju ujung Lapangan Merdeka, maka Anda berkesempatan untuk menyaksikan patung Pattimura, tokoh pahlawan yang menjadi kebanggaan penduduk Maluku.

Karena terletak di tengah lapangan, setiap sore banyak anak muda Ambon yang sengaja menghabiskan waktu untuk bersantai di lokasi ini.
ric/L-2

Sumber :
http://koran-jakarta.com/berita-detail.php?id=60430
21 Agustus 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar